Inilah Perbedaan Sistem Pembelajaran SMK dan SMA

Kemana kamu akan melanjutkan pendidikan pasca lulus SMP sangat dipengaruhi oleh bagaimana rencana masa depanmu. Tujuan tersebut yang kemudian dapat diturunkan menjadi pemilihan jurusan yang dapat menunjang tercapainya tujuan di masa depan. Apakah ingin menjadi seorang praktisi hukum, ilmuwan, atau teknisi yang ahli? Setiap bidang keahlian membutuhkan pendidikan yang berbeda, dan hal itu dimulai dari pendidikan menengah lanjutan di SMK dan SMA. Untuk membantu meyakinkan pilihan, inilah perbedaan pembelajaran SMK dan SMA.

1.    Tujuan Kurikulum

Pembelajaran SMK memiliki perbedaan yang cukup mencolok ketika dibandingkan dengan pendidikan di SMA. Ketika ditelusuri lebih jauh, perbedaan itu akan semakin banyak ditemukan. Hal tersebut dikarenakan tujuan pembelajaran SMK memang berbeda dari SMA. Kurikulum yang diberikan untuk siswa SMA bertujuan untuk menyiapkan para siswa agar mampu berpikir logis dan terstruktur ilmiah sebagai persiapan pendidikan di perguruan tinggi.

Sedangkan pembelajaran SMK menyiapkan siswanya memiliki kompetensi yang cukup untuk terjun di dunia kerja setelah mereka lulus nanti. Dari dua tujuan yang berbeda inilah, kurikulum dan sistem pembelajaran yang diterapkan juga berbeda. SMA lebih banyak belajar mengenai teori sementara SMK memiliki proporsi praktek langsung yang lebih banyak.

2.    Jurusan yang Tersedia

Pembelajaran SMK memberikan kesempatan memilih jurusan yang lebih spesifik dengan keminatan kamu, sebab pilihan jurusannya sangat banyak. Berbeda dengan jurusan SMA yang hanya ada tiga, di SMK jurusan-jurusannya disesuaikan dengan keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja. Di SMK, siswa tetap akan mendapatkan pengetahuan dasar yang juga didapatkan siswa SMA, namun tidak sedalam SMA. Pembelajaran di SMK porsinya akan lebih banyak pada jurusan yang difokuskan. Beberapa contoh jurusan SMK seperti akuntansi, teknik mesin, teknik kelistrikan, teknik pembangunan, TKJ dan RPL, serta masih banyak lagi. Sementara jurusan yang disediakan di SMA hanya tiga, IPA, IPS, dan Bahasa. 

3.    Lamanya Studi

Dalam hal lamanya studi, idealnya SMA diselesaikan dalam tiga tahun. Sedangkan pembelajaran SMK rentang antara tiga sampai empat tahun. Mengapa berbeda? Lamanya pendidikan SMK yang mencapai empat tahun ini bergantung pada kurikulum jurusan. Beberapa jurusan, mengambil waktu praktek kerja langsung lebih lama dibanding jurusan lainnya karena perlu untuk mendalami lebih banyak dan agar siswa semakin kompeten di bidangnya. Jurusan yang membutuhkan empat tahun ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas yang siap kerja begitu mereka lulus.

4.    Biaya Sekolah

Dari segi biaya sebenarnya tidak dapat dipatok secara kaku karena urusan biaya ini dipengaruhi oleh banyak variabel dan semuanya dinamis. Namun secara umum SMK membutuhkan biaya yang lebih banyak. Biaya tersebut dialokasikan untuk mendanai praktek-praktek yang dilakukan. Termasuk biaya untuk melakukan praktek kerja nyata ke perusahaan ataupun berbagai macam magang yang menjadi program pembelajaran SMK.

Sedangkan biaya di SMA tidak menambahkan kebutuhan untuk praktek sebanyak di SMK. Perbandingan ini berlaku untuk SMA dan SMK pada level dan kelas yang sama, maksudnya sama-sama negeri atau sama-sama swasta pada kelas yang sama. Karena jika kamu membandingkan SMA bonafit dengan SMK biasa, sangat dimungkinkan biaya SMA bonafit lebih tinggi.

5.    Tempat Belajar

Untuk kamu yang tidak suka terjebak terlalu lama di dalam ruangan yang sama, barangkali pembelajaran SMK lebih cocok untuk kamu. Kenapa? Karena pembelajaran SMK tidak hanya dilakukan di dalam ruang kelas saja, namun juga di perusahaan, di lapangan, di pabrik dan semua tempat yang mendukung praktek sesuai jurusan. Hal tersebut untuk memberikan pengalaman nyata kepada siswa terhadap suasana kerja yang akan menjadi profesi mereka nantinya.

Pembelajaran SMA lebih banyak dilakukan di dalam kelas atau di lab sekolah, untuk memberikan kenyamanan dan kefokusan pada siswa dalam mencerna semua pelajaran yang diberikan.